Situs Geger Beas

Ekspedisi situs kali ini adalah ke sebuah situs yang berada di Desa Haur Kuning Kecamatan Nusaherang Kabupaten Kuningan. Disini terdapat beberapa situs yang konon dahulunya adalah sebuah tempat pesinggahan dari leluhur Kuningan. Adalah Situs Geger Beas, Batu Haseupan dan patilasan Kian Santang nama-nama dari situs-situs yang saya kunjungi kali ini.

Untuk mengunjungi situs-situs ini saran saya adalah membawa bekal yang cukup khususnya air minum karena rute yang akan kita tempuh lumayan jauh serta mendaki bukit. Pertama kita datang ke Desa Haur Kuning dan menyimpan kendaraan kita dirumah warga. Setelah itu mulai pendakian ke sebuah Bukit menuju lokasi pertama yaitu situs Geger Beas. Lokasi dari situs ini berada di tengah-tengah kebun pinus sehingga pas sampai dilokasi rasa lelah berjalan terbayarkan dengan pemandangan yang kita lihat serta kebun pinus yang masih asri dan sejuk.

Situs geger beas terdiri dari sebuah batuan yang tersusun membentuk tempat pertemuan. Beberapa batuan ditempatkan melingkar dan ada satu batuan yang rata tepat dibawah pohon sehigga terlihat seperti tempat bertapa. Saya mencoba mengecek batuan disana dengan bantuan kompas untuk melihat ada tidaknya gelombang elektromagnetik yang mempengaruhi kompas. Dan ternyata dari hasil uji coba terhadap batuan disana, di beberapa titik di situs tersebut ternyata bisa mempengaruhi  magnet pada kompas sehingga arah jarum pada kompas pun tidak sesuai arahnya. Hal ini membuktikan bahwa beberapa batuannya kemungkinan besar adalah batuan purba dengan kandungan logam yang tinggi dan hal ini perlu penelitian lebih lanjut.

Setelah dari situs geger beas, perjalanan dilanjutkan menuju batu haseupan yang memiliki keunikan batuannya yang seperti haseupan dan terlintas berbentuk kerucut sehingga batu tersebut dinamakan demikian. Masih dilokasi hutan pinus tidak jauh dari Situs Geger Beas adalah lokasi dari batu haseupan ini. Tidak seperti situs geger beas yang cukup terawat karena kadang ada yang sering mengunjungi, batu haseupan memiliki kondisi yang berbeda. Di sini batu haseupan seolah-olah hanya batuan biasa sehingga tidak terawat. Saya coba mengecek juga batu tersebut dengan kompas, dan ternyata sama dengan situs geger beas, disini pun ada beberapa titik pada batu haseupan yang membuat jarum pada kompas tidak terkendali sehingga ujung kompas tidak menunjukan arah yang sebenarnya melainkan berputar-putar. Dengan menggunakan aplikasi android pada smartphone pun pada beberapa titik pada batu haseupan memperlihatkan angka yang tinggi untuk kandungan logam dan gelombang elektromagnetiknya. Bisa jadi batu haseupan juga adalah sebuah batuan purba yang membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Terakhir saya menuruni lembah untuk menuju sebuah situs terakhir yaitu patilasan Kian Santang. Disini saya dikagetkan dengan kehadiran Lutung liar yang bergelantungan diatas pohon. Untuk Lutung sendiri sebetulnya sudah jarang ditemui di alam liar, disini saya bertemu sekitar 3 ekor lutung liar. Untuk situs ini adalah seperti sebuah makam dan katanya adalah patilasan dari Raden Kian Santang yang merupakan anak dari Prabu Siliwangi.

Itulah situs yang ada di Desa Haur Kuning yang saya kunjungi, jika mau mendatangi situs ini sangat mudah kita tinggal datang ke desa Haur Kuning yang ada di Kecamatan Nusaherang.

Waja Kopi

Saya seorang traveller yang banyak mengunjungi wisata yang ada di dunia, come travel with me and stay tune on my blog! enjoy :)

3 komentar:

  1. MANTAPPPP....KUNJUNGI HAURKUNING, KARENA HAURKUNING MASIH BANYAK SITUS-SITUS YG BELUM DI EKSPLORE.

    BalasHapus
  2. Pada awal tahun 2018 ini Pemerintah Desa Haurkuning membangun akses jalan menuju Situs Wisata Geger Beas dan Petilasan Kian Santang (orang Haurkuning mengenalnya dengan Situs Aria Salingsingan).
    Semoga pengunjung bisa lebih nyaman menikmati indahnya Situs Geger Beas. apalagi dari tempat ini pengunjung bisa menikmati indahnya pemandangan seluas mata memandang ke arah Waduk Darma.

    BalasHapus